Rabu, 01 Juni 2011

MOTIVASI dan MOTIVATOR

Apakah Anda perlu motivator dalam hidup?
Saya sering menjumpai dalam facebook akun saya, teman-teman memasang kata-kata dari sang motivator pilihannya. Lumayan sering saya lihat meski hanya beberapa teman saja. Mungkin kehadiran motivator ini lumayan perlu bagi seseorang atau bisa jadi sangat perlu.

Motivator, sebenarnya orang biasa yang mau memahami dan membaca apa yang terjadi pada dirinya, apa yang sedang atau telah dialaminya, bahkan apa yang dialami oleh orang lain. Kata-kata kalbunya senantiasa diasah untuk bisa mengungkapkan padanan kata bijak yang sangat sesuai dengan situasi tersebut lalu dirangkai dengan peristiwa lain yang bisa menjadi solusi. Kata-kata itu dimampatkan menjadi kalimat yang padat. Menjadi suatu simpul kalimat.

Menjadi bijak itu sudah milik semua orang, hanya mungkin beda cara memulainya. Ada yang langsung memulai ketika kejadian itu sedang berlangsung karena hari-hari kosongnya diisi dengan persiapan yang sengaja dimatangkan dengan mengamati lalu mau memahami segala hal terkecil sekali pun. Bahkan sekecil lalat buah yang terbang berputar-putar di sekitar hidung. Ada yang baru memulai ketika orang lain menyampaikan sesuatu. Ketika seseorang mencurahkan isi hatinya, rasa senangnya atau sedihnya, atau meski hanya sekedar cerita belaka. Bahkan ada yang baru menyadari setelah suatu kesimpulan disampaikan oleh orang lain.

Rangkaian kalimat motivasi yang baik biasanya esensinya untuk keseimbangan lingkungan.

Sang motivator bahkan kadang egois juga, ingin menyampaikan sesuatu lalu dikemasnya dalam rangkaian kata-kata yang dibuat bijak. Kalau itu berupa nasehat untuk orang lain, biasanya itu adalah hal yang ingin dia lakukan agar tertangkap oleh orang lain kebaikannya atau yang sangat ingin orang lain lakukan untuk dirinya.

Jika Anda merasa suka dengan kalimat-kalimat motivasi, sebenarnya itu adalah cerminan diri Anda yang mungkin baru Anda sadari ketika orang lain ‘menyimpulkannya’. Bukankah kalimat motivasi itu sebenarnya hanya kesimpulan suatu peristiwa?

Anda sebenarnya adalah motivator diri Anda sendiri. Bedanya, Anda tak mengungkapkan sebelum orang lain mengungkapkan. Seandainya Anda mengungkapkan lebih dulu, maka Anda adalah motivator bagi yang lain.

Begitu banyak peristiwa kecil yang bisa kita pelajari dalam setiap detik helaan nafas kita. Dari suara yang terdengar telinga kita, dari pandangan mata kita, dari rabaan tangan kita, dari sesuatu yang mengenai kaki kita hingga dari rasa yang tertangkap lidah kita lalu suara yang kita keluarkan sendiri. Semua itu bisa menghasilkan suatu pola dalam pemikiran kita. Tak perduli itu pola bagus atau pola jelek, itu pola umum atau pola special. Yang bisa menjadikan itu terangkai dalam kalimat padat adalah kemampuan kita dalam mengungkapkannya untuk mau jujur kembali ke orbit nurani. Bahasa kalbu senantiasa jujur dan tak pernah mengeluh.

Setiap kalbu manusia, seperti inti atom, terdapat lintasan orbit yang bisa melebar atau mengecil. Perjalanan pemikiran kadang menyinggung garis batasnya, atau bahkan menyimpang keluar. Ada tali yang tetap mengikat rodanya agar perjalanannya meskipun menyimpang, tetap berputar mengelilingi kalbu. Dan tali itu bisa tertarik kembali sehingga arah rodanya kembali masuk dalam orbit. Tali itu lentur namun kuat. Kadang meski pentalan perjalanannya begitu dahsyat jauh keluar orbit, jika elastisitasnya masih bagus kondisinya, maka akan segera menarik kembali ke orbit meski setelah menimpuk kalbu terlebih dulu. Namun jika elastisitasnya sudah tidak bagus lagi, sudah molor tak karuan maka perlu ada gaya penarik lain yang diperlukan untuk menempatkan rodanya pada orbit. Biasanya ini tak sampai menyentuh kalbu. Kecuali jika seseorang mengembalikannya dengan cara melemparkan ke orbit sampai mengenai kalbunya.

Jadi, apakah Anda masih perlu motivator? Itulah Anda yang sebenarnya.

AJ. Boesra

1 Juni 2011 07.53 wib