Rabu, 18 Mei 2011

Say No To Drug Abuse

Hai....,


Dulu, setiap saya melintasi bundaran jalan Barito-Melawai, saya selalu melihat baliho besar bertuliskan 'Say No To Drug'. Rasanya ada sesuatu yang menahan nafas saya. Begitu kuat. Hingga membuat leher saya seolah bengkak....


Aileen sepuluh tahun waktu itu, klas lima sekolah dasar, sedang menghadapi 'monthly test'. Jenis soalnya adalah True and False.


Pertanyaan : Drugs can help us when we are ill.  (True or False)


Jawab : False.


Oleh gurunya, jawabannya disalahkan. 


"It's wrong, Aileen"


"Why? I saw on the street says ' Say No To Drug'."


Saya menanyakan kepada anak saya mengapa dia menjawab 'false' pada soal tadi. Dia mengatakan, "Bukankah 'drug' itu narkotika , Bu?"


DRUG adalah obat.
Ketika kita salah mengartikan yang sebenarnya maka akan salah semua penggunaannya. Mengapa harus 'No To Drug' ? Padahal jika kita infeksi, kita membutuhkan antibiotika. Ketika demam, kita membutuhkan antipiretika. Ketika bengkak, kita membutuhkan anti inflamasi. Semuanya itu tergolong obat. 


Pemahaman secara umum slogan 'Say No To Drug' itu sungguh menyesatkan. Orang akan beranggapan bahwa yang dimaksud 'drug' itu adalah narkoba, sama seperti anak saya tadi. Lalu yang dijual di apotek-apotek itu apa? Kalau maunya pemda ingin berbahasa trendi seperti anak muda....'ngedrug yok...' lalu digunakan dalam bahasa slogan seperti itu, kan menunjukkan bahwa yang berinisiatif dan yang menyetujui slogan itu lebih 'nyleneh' dari anak-anak pemakai narkoba. 


Bukan 'drug' nya yang kita hindari, melainkan penyalahgunaan obatnya, misalnya CTM sering disalahgunakan penggunaannya dioplos dengan alkohol. 


Penyalahgunaan dan penggunaan yang salah memang dua pekerjaan yang berbeda, baik disengaja maupun tak sengaja dilakukan, tetapi memberikan dampak yang sangat berarti bagi tubuh pemakai. Penggunaan obat yang salah akan mengakibatkan efek yang tidak diinginkan dan merugikan. Sementara penyalahgunaan obat, ini selalu disengaja, diharapkan oleh pemakai akan memberikan efek yang diinginkan, entah itu 'depresant' atau 'stimulant'. Dampaknya yang jelas adalah adiksi atau ketagihan, karena memang efeknya yang diinginkan.


Jadi, bagaimana mungkin kalau kita mengikuti anjuran 'Say No To Drug', apakah kita tak akan menggunakan 'drug' sama sekali? Memang saya lebih memilih tak menggunakan obat ketika saya atau anak saya sakit. Kami hanya mengandalkan tiga unsur alami, yaitu : makan banyak, minum banyak dan tidur pulas. Bagaimana pun 'drug' tetap dibutuhkan. 


So, Say No To Drug Abuse....!!!






AJ. Boesra


Rabu, 18 Mei 2011 23.15wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar