Masih Sulam Pande Sikek
Kali ini saya bergeser sedikit dari toko sebelah.
Ada pencipta sulam di Pande Sikek bernama Fatimah Sayuthi, saya datang ke sana dan bertemu dengan anak lakinya.
Di tempat ini saya menemukan kolaborasi yang sangat indah antara seni sulam dan seni tenun yang telah diwariskan oleh Fatimah Sayuthi kepada anak-anaknya. Hasil penciptaan itu masih pula dilengkapi dengan rendo emas Bukittinggi yang mewah. Hemmm... tak sebanding dengan kemewahannya, harga yang diberikan sangat murah! Serius.
Ciri khas suji cair pada motif bunga masih menjadi perhatian saya. Saya menemukan tekniknya bervariasi, antara kepalo samek (colonial atau french knot) dan tusuk padat (satin stitch).
Gulungan tenun bersulam, kekayaan Pande Sikek. |
Cara menyimpan kain tenun bersulam mereka dengan cara digulung. Bagian bagusnya diletakkan di dalam. |
Yang saya pegang ini adalah kain bersulam bukan tenun. |
Saya menyukai kain khas yang berwarna merah, apalagi ini-selendang merah bersulam dengan rendo Bukittinggi pada kedua tepi ujungnya. |
Sendal-sendal bersulam, tekniknya paling disuka oleh pencipta adalah kepalo samek. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar